Posts

Si (Ali) Dul Anak Jakarta

Image
          Mungkin jika saya bertanya pada orang apa yang pertama kali mereka ingat ketika mendengar nama “Si Dul”, mereka sepakat akan menyebut cerita anak Betawi yang rajin sembahyang dan mengaji yang dulu pernah ditayangkan di tv. Begitupun saya. Siapa yang tidak tahu. Original soundtrack yang easy listening , para pemeran yang terkenal, cerita yang menarik karena membawa kebudayaan tertentu, dan segala hal yang membuat kita kenal dengan tokoh Si Dul. Beberapa bulan yang lalu saya bertemu dengan Si Dul, tapi bukan anak sekolahan melainkan anak Jakarta. Sumber gambar : Koleksi pribadi Saya menemukan buku ini ditumpukan buku-buku lama di sebuah perpustakaan sekolah. Menurut informasi buku ini akan dihibahkan -saya tidak paham betul bagaimana regulasi buku di perpustakaan sekolah, namun yang saya dengar buku ini akan dihibahkan karena sudah terlalu lama tersimpan di perpustakaan-. Jadi tidak akan disimpan seperti teman-teman buku lain. Tiada berpikir dua kali, saya bungkus buku ini b

Dikaki Kepala Desa Bukit Cibalak; Sebuah Kebetulan

Image
Rasa-rasanya belakangan ini kita tengah dikagetkan -atau mungkin hanya saya yang kaget- dengan pemberitaan mengenai masa jabatan kepala desa dari enam tahun menjadi sembilan tahun. Yang membuat saya kaget sebenarnya bukanlah isi dari pemberitaan tersebut. Namun saya kaget dengan siapa aktor yang mengusulkan hal ini. Yap. Abdul Halim Iskandar, Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertingal, dan Transmigrasi atau yang disingkat Mendes PDTT. Oh, ada ya kementerian sejenis ini? Apa fungsinya? Kok ya saya baru dengar. Hahahahahahhhaa. Sampai saat ini Pak Tito Karniavan selaku Menteri Dalam Negeri bilang jika kementeriannya sedang mengkaji ketentuan perpanjangan masa jabatan kepala desa (kades) dalam usulan revisi Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa. [1] Untuk saya yang tinggal di kota (re: Depok), saya sebenarnya tidak begitu dekat dengan jabatan kepala desa. Saya lebih mengenal kepala lurah. Dan sayapun bukan kader RT/RW yang banyak berurusan dengan administrasi di lingkungan. Sehi

Matinya Kepakaran (The Death of Expertise); Sebuah Refleksi Awal Tahun

Image
    Tahun baru sudah 19 hari menjelang. Seperti yang sudah pernah saya katakan dimanapun jika saya sudah selesai membuat resolusi-resolusi saat ini. Saya tidak lagi membuat resolusi diawal tahun seperti tahun-tahun sebelumnya. Pencapaian menurut saya adalah segala hal baru yang tidak pernah saya rasakan namun akhirnya saya memiliki kesempatan untuk merasakannya. Menyelesaikan buku ini sepertinya akan menjadi pencapaian saya di awal tahun ini. Matinya Kepakaran adalah buku yang paling lama saya selesaikan. Kurang lebih setahun. Saya termasuk orang yang pantang membaca buku selang-seling. Saya harus menyelesaikan satu buku sebelum beralih ke buku lain. Dan membaca buku ini memberikan saya pengalaman membaca dengan gelisah dan selalu melihat ke halaman buku. Sebenarnya buku ini bangus, banyak contoh kasus yang diberikan. Tapi entah mengapa saya hanya sebentar terlarut dalam bacaan sehingga saya selalu terburu-buru untuk menyelesaikan alih-alih menikmatinya. Buku ini ditulis oleh Tom Nic

Menonton Para Korban; Death and The Maiden yang Diktator

Image
  Sabtu, 17 September 2022 Rawamangun Concept membawakan naskah Death and The Maiden dalam rangkaian kegiatan FTJT 2022 bertempat di BLK Jakarta Timur. Sebagai sebuah naskah panjang, pertunjukan begitu padat dan tanpa terasa penampilan hampir selama dua jam. Bercerita mengenai Paulina Salas, seorang perempuan aktivis yang sekarang hidup bersama suaminya memasuki masa demokrasi sebuah negara setelah rezim diktator yang pedih. Dengan membawa luka penyiksaan di masa lalu, Paulina akhirnya bertemu dengan orang yang telah menyiksa ia dan aktivis lainnya 15 tahun silam. Saat pertama kali membaca naskah Death and The Maiden saya yakin jika naskah ini bukanlah naskah biasa. Naskah ini berusaha menceritakan suatu peristiwa di masa lalu yang melibatkan rasa sakit suatu masyarakat. Dan benar saja, naskah ini dimulai dengan, “ Terjadi saat ini dan tempatnya, sebuah negara yang mungkin bernama Chile tetapi bisa negara manapun yang sedang mengajari dirinya dengan pemerintahan yang demokratik ket
Image
Membaca Para Korban; Cerita Menonton Death and The Maiden oleh Rawamangun Concept   Menonton Teater, lagi .... Sabtu, 17 September 2022 Rawamangun Concept membawakan naskah Death and The Maiden dalam rangkaian kegiatan FTJT 2022 bertempat di BLK JakTim. Sebagai sebuah naskah panjang, pertunjukan begitu padat dan tanpa terasa penampilan hampir selama 2 jam. Bercerita mengenai Paulina Salas, seorang perempuan aktivis yang sekarang hidup bersama suaminya memasuki masa demokrasi sebuah negara setelah rezim. Dengan membawa luka penyiksaan di masa lalu, Paulina akhirnya bertemu dengan orang yang telah menyiksa ia dan aktivis lainnya 15 tahun silam. Death and The Maiden Saat pertama kali membaca naskah Death and The Maiden saya yakin jika naskah ini bukanlah naskah biasa. Naskah ini berusaha menceritakan suatu peristiwa di masa lalu yang melibatkan rasa sakit suatu masyarakat. Dan benar saja, naskah ini dimulai dengan, “ Terjadi saat ini dan tempatnya, sebuah negara yang mungkin bernama Chile

Televisi oh, televisi ...

Image
       Pemandangan sore menjelang malam ini masih sama dengan pemandangan sore menjelang malam hari-hari sebelumnya; ibuku rebahan di depan tv menonton secara maraton acara-acara favoritnya sampai sekitar pukul 22.30. Ya, waktu ibuku tidur pukul 22.30 dan bangun tidur menjelang subuh. Terus begitu setidaknya sudah sekitar 5 tahun belakangan. T ulisan ini merupakan keisengank u yang ku mulai penulisan judul ditahun 2015 . Lalu terbengkalai begitu saja sampai tahun 2019. Dan niat untuk melanjutkan tulisan ini hidup ditahun 2021. Menapa? Karena sejak tahun 2015 lalu rutinitas yang terjadi dirumah ku sejak ba’da ashar sampai pukul 22.30 masih sama; ibuku rebahan di depan tv menonton secara maraton acara-acara favoritnya sampai sekitar pukul 22.30. TV atau televisi atau tipi atau layar kaca. Kita semua sudah tahu benda apa itu. Benda ini menjadi salah satu pusat energi untuk ibuku. Aku heran mengapa. Padahal menurutku fenomena pertelevisian akhir-akhir ini begitu men jengkel kan . Banya

2020 memang asu, lantas kau bisa apa?

Image
  Hari ini saya bangun pagi dengan kesadaran penuh. Bersiap meninggalkan tahun yang lalu dan menyusun strategi menghadapi tahun depan. Sayangnya saya tidak diciptakan sebagai manusia yang bisa bodo amat dengan apa yang terjadi kedepannya. Saya hidup hari ini dan untuk masa yang akan datang. Dan pandemi membuat saya lebih peduli untuk menyiapkan segala sesuatu karena; masa depan siapa yang tau. 2020 dibuka dengan berita banjir dimana-mana. Saya ingat betul bagaimana seisi tv di bulan Januari diwarnai dengan berita banjir ini. Jumlah kerugian yang entah sudah berapa digitnya terus disebutkan dalam berita. Memasuki Februari mulai ada kecemasan-kemasan baru mengenai sebuah virus yang membawa penyakit mematikan. Dibulan ini saya masih beraktivitas seperti biasa. Harapan untuk menjadi tahun yang baik belum terlihat di bulan ini.   Tak lama diumumkanlah wabah pandemi. Covid-19 yang dibawa oleh virus Corona. Bulan Maret seluruh kehidupan berubah drastis, dan hampir lumpuh total. Saya yakin t